Berita mengejutkan datang dari Amerika: Charlie Kirk, seorang pria yang berdiri teguh atas kebenaran, dihabisi nyawanya oleh pembunuh berdarah dingin. Kepergiannya bukan hanya menggoncang Amerika, tetapi juga dunia. Orang-orang turun ke jalan, stadion-stadion dipenuhi lautan manusia. Bukan dengan anarki, melainkan dengan penyembahan. Mereka menyebutnya “Demo Surgawi” – jalan-jalan penuh dengan pujian kepada Yesus. Bahkan Presiden Donald Trump bersama para pemimpin hadir dalam Charlie Kirk Memorial untuk berdoa dan menyembah Tuhan.
Namun momen paling dahsyat datang ketika Erika Kirk, istri almarhum, berdiri di hadapan ratusan ribu orang. Dengan hati yang terluka ia berkata:
👉 “That young man, I forgive him – anak muda itu, aku mengampuninya.”
Kata-kata itu meledak seperti bom kasih, mengguncang stadion dan dunia. Erika kehilangan suami, harus membesarkan dua anak kecil, tapi ia memilih mengampuni.
Matius 18:21–22
“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ‘Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?’ Yesus berkata kepadanya: ‘Bukan! Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.’”
Tetapi Yesus berkata: forgive, and forgive, and forgive.
Tuhan tidak pernah meminta kita untuk melupakan. Bahkan di Alkitab, kisah Uria tetap tercatat dalam silsilah (Matius 1:6). Meskipun ia sudah mati, namanya tetap ditulis. Artinya, Tuhan tidak menghapus sejarah atau melupakan luka yang pernah terjadi. Namun Ia memanggil kita untuk mengampuni—dan lewat pengampunan, luka itu tidak lagi menyakitkan. Pengampunan bukan menghapus memori, tetapi memberi hati kita kesempatan disembuhkan. Bekas luka mungkin masih ada, tapi sakitnya hilang karena kasih Kristus menjadi obat yang memulihkan.
Choose to Forgive!
Hanya Erika yang tahu seberapa dalam lukanya. Tapi ketika ia memilih mengampuni, ia sedang berjalan dalam jalan Kristus. Demikian juga kita: mungkin tidak sebesar luka Erika, tetapi setiap hari kita berhadapan dengan kata-kata, sikap, atau perbuatan yang melukai.
Yesus mengajar: jangan berhenti di satu kali mengampuni , atau tujuh kali mengampuni , Teruskan —forgive, and forgive, and forgive. sampai luka itu sudah tidak sakit lagi, meskipun ada BEKAS luka , tapi tidak terasa sakit lagi. Bukan karena mudah, tetapi karena itulah jalan kasih yang membebaskan hati kita dari racun kebencian.Hari ini, pilihlah untuk mengampuni. Bukan sekali saja, tetapi berkali-kali. Sampai luka itu tidak lagi melukai.
🙏 Bless you all.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar