Alkitab berkata, “Aku bukan petinju yang sembarangan meninju, dan bukan pelari yang tanpa tujuan” (1 Korintus 9:26). Dalam bahasa aslinya, Paulus menggunakan kata “adēlōs” yang berarti “tidak dengan arah yang tidak pasti.” Artinya, setiap langkah, pukulan, dan perjalanan hidupnya punya sasaran yang jelas. Ia tahu mengapa ia berlari, kepada siapa ia berlari, dan untuk apa ia berjuang. Hidupnya tidak dihabiskan untuk hal-hal yang sia-sia, tapi terarah dan fokus pada tujuan surgawi — untuk memenangkan panggilan dan menyelesaikan amanat Kristus.
Pagi ini saya merenung tentang arti kata “pemuridan.” Apakah kita benar-benar dimuridkan dan memuridkan orang lain? Banyak orang memakai istilah “pemuridan,” tetapi kehilangan esensinya. Pemuridan sejati bukan hanya sekadar pertemuan mingguan atau program gereja. Pemuridan adalah proses ilahi di mana seseorang dibentuk untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus — dalam karakter, cara berpikir, dan cara hidup. Tujuannya bukan sekadar tahu Firman, tapi hidup di dalam Firman.
Generasi ini perlu belajar membedakan antara meeting dan pemuridan. Banyak orang berpikir ketika mereka ikut rapat pelayanan, berarti mereka sedang dimuridkan. Padahal, rapat atau pertemuan untuk mempersiapkan ibadah /komunitas hanyalah bagian kecil dari proses pemuridan , bukan tujuan dari pemuridan itu sendiri. Meeting berbicara tentang koordinasi pelayanan, tetapi pemuridan berbicara tentang pembentukan hidup. Dalam pemuridan sejati, ada hubungan yang terjalin, bukan sekadar agenda yang dijalankan. Di sana ada nilai-nilai Firman yang di impartasikan, ada perkataaan firman yang dibagikan, ada ruang untuk saling mendoakan, saling meneguhkan, dan saling bertumbuh dalam kasih. Pemuridan adalah perjalanan bersama, bukan sekadar pertemuan rutin. Di dalamnya ada kejujuran, keterbukaan, dan kesediaan untuk dibentuk. Ada waktu untuk berbagi kesaksian tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita, bagaimana kita jatuh dan bangkit kembali, dan bagaimana Roh Kudus menuntun setiap langkah.
Pemuridan sejati seharusnya mengalir secara alami, dipimpin oleh Roh Kudus, bukan sekadar dijadwalkan secara administratif. Roh Kuduslah yang menghubungkan hati antara satu dengan yang lain , membangun ikatan rohani yang menumbuhkan karakter Kristus dalam diri setiap orang. Itulah sebabnya, pemuridan bukan sekadar metode, tapi sebuah kehidupan yang terus dibentuk agar semakin serupa dengan Kristus. Oleh sebab itu, mari kembali on target. Jangan berhenti di kegiatan, tapi masuklah dalam proses pembentukan. Kembalilah untuk dimuridkan dan memuridkan, sampai rupa Kristus benar-benar terpancar dalam kehidupan kita. Sebab inilah tujuan akhir dari setiap langkah iman kita — bukan sekadar aktif dalam pelayanan, tetapi diubahkan menjadi seperti Dia.
NB: contoh pemuridan ini hanya salah satu hal tentang on target , masih banyak yg kita harus review ulang dan mengembalikan kemaksimalan yang kita lakukan sesuai dengan kebenaran Firman.
BHS
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar