Firman Tuhan memiliki kuasa yang tidak terbatas. apakah anda sepakat dan setuju dengan statement awal ini ? . Sejak awal mula, sebelum manusia mengenal bahasa untuk berkomunikasi, perkataan Tuhan telah bekerja untuk menciptakan. Dalam Kejadian 1, kita melihat bagaimana setiap kali Tuhan berfirman, sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. “Jadilah terang,” dan terang pun jadi. Firman Tuhan bukan sekadar suara; Ia adalah kuasa penciptaan yang hidup dan bekerja.
Yesaya 55:11 menegaskan:
“Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah tidak pernah gagal. Firman itu mengandung kehidupan dan kuasa yang mampu mengubah keadaan. Sama seperti ketika Petrus berjuang sepanjang malam tanpa hasil, namun ketika Yesus berkata, “Lemparkanlah jalamu ke sebelah kanan perahu,” (Yohanes 21:6) dan ia taat, mukjizat pun terjadi. Kapalnya hampir tenggelam karena banyaknya ikan! Bukan karena keahlian Petrus berubah, melainkan karena perkataan Yesus memiliki kuasa untuk memberi lebih dari kemampuan manusia untuk menerima.
Namun mari kita jujur , di era modern ini, mengapa banyak orang membaca Firman, bahkan menghafalnya, tetapi hidupnya tetap sama? Sebab Firman Tuhan bukanlah mantra atau jampi-jampi yang cukup dihafalkan untuk menghasilkan keajaiban. Firman itu adalah Pribadi yang hidup yaitu Yesus Kristus sendiri (Yohanes 1:1,14). Saat kita memperlakukan Firman hanya sebagai teks, kita kehilangan perjumpaan dengan Sang Firman itu sendiri.
Di sinilah kita perlu memahami perbedaan antara membaca Firman sebagai Logos dan menerima Firman sebagai Rhema.
1. Logos — Firman yang Tertulis
Logos adalah Firman yang tertulis dalam Alkitab — seluruh isi Kitab Suci yang diilhamkan oleh Roh Kudus (2 Timotius 3:16). Melalui Logos, kita memperoleh pengetahuan, pengertian, dan prinsip hidup yang benar. Logos memberi arah dan dasar iman. Namun jika kita berhenti hanya di Logos, Firman itu baru sebatas informasi. Ia mengisi pikiran, tetapi belum menyentuh hati. Logos adalah pintu masuk bagi kita untuk mengenal Tuhan, tetapi belum tentu membawa perubahan kecuali kita mengalami perjumpaan dengan Pribadi Firman itu sendiri.
2. Rhema — Firman yang Dihidupkan oleh Roh
Rhema adalah Firman yang dihidupkan oleh Roh Kudus untuk situasi tertentu dalam hidup kita. Inilah Firman yang “melompat” dari halaman Alkitab dan berbicara langsung ke dalam hati. Saat Petrus mendengar Yesus berkata, “Lemparkan jalamu ke sebelah kanan,” itu bukan sekadar instruksi biasa , itu adalah Rhema. Firman yang keluar dari mulut Allah, menyentuh ketaatan Petrus, dan melahirkan mukjizat.
Firman yang hanya menjadi Logos akan menambah informasi, tetapi Firman yang menjadi Rhema akan membawa transformasi. Logos mengajar kita tentang Tuhan, tetapi Rhema mempertemukan kita dengan Tuhan itu sendiri. Logos memberi arah, tetapi Rhema menyalakan iman untuk melangkah. Karena itu, mari kita belajar untuk tidak hanya membaca Firman, tetapi mendengar suara Tuhan di balik setiap ayat yang kita baca. Temui Pribadi-Nya melalui Firman. Dengarkan apa yang Dia katakan secara pribadi dalam setiap situasi hidupmu. Apa yang kau dengar dari perkataan-Nya itulah yang akan mengubahkan hati dan pikiranmu. Dan ketika Firman itu telah hidup dalam hatimu, perkatakanlah. Sebab Firman yang diucapkan dalam iman akan menggerakkan kuasa yang sama seperti saat Tuhan menciptakan dunia dengan Firman-Nya. Hal-hal ajaib sudah menanti setiap orang yang mau percaya, mendengar, dan berjalan dalam Rhema-Nya.
“Sebab iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman (Rhema) Kristus.” – Roma 10:17
BHS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar