Kamis, 27 November 2025

Apakah Terpengaruh ?

                       Sebagai orang percaya, kita tidak pernah dipanggil untuk hidup eksklusif—terpisah dari dunia atau hanya bergaul dengan kelompok sendiri. Yesus memanggil kita untuk menjadi garam dan terang, hadir di tengah orang-orang yang belum mengenal kebenaran. Namun fakta di lapangan sering berkata lain: semakin lama seseorang ikut Tuhan, lingkaran pergaulannya makin mengerucut, semakin kecil, dan hanya itu-itu saja. Jika tidak berhati-hati, pola ini bisa menjadi jebakan rohani, karena justru gelaplah yang membutuhkan terang. Dunia tidak akan pernah berubah jika terang hanya berkumpul dengan terang.


Daniel 1:8 mencatat bahwa “Daniel berketetapan hati”. Dalam bahasa aslinya dipakai kata: שׂוּם לֵב (sum lev) — menetapkan hati dengan kokoh, sebuah keputusan batin yang tidak bisa digoyahkan. Ini bukan sekadar niat, tetapi komitmen rohani yang mengikat seluruh hidup seseorang kepada kebenaran Tuhan.

Tetapi untuk kembali hadir di tengah dunia tanpa kehilangan arah, kita membutuhkan fondasi seperti Daniel: ketetapan hati. Ketetapan hati bukan hanya keputusan untuk tidak menajiskan diri, tetapi juga ketetapan hati untuk terus mencari Tuhan, mencari wajah-Nya setiap hari. Orang yang berketetapan hati hidup dengan orientasi yang jelas: hatinya tertuju kepada Tuhan. Karena ia terus mencari Tuhan, ia tidak mudah dipengaruhi oleh apa pun yang datang dari luar. Tekanan tidak menggoyahkannya, opini dunia tidak menyesatkannya, dan godaan tidak menariknya keluar dari jalur.

Orang yang berketetapan hati bukanlah orang yang dibentuk oleh dunia; justru ia yang mempengaruhi dunia. Dari dalam dirinya mengalir sesuatu yang lebih kuat daripada apa pun yang mencoba masuk. Seperti kata Yesus: “Dari dalamnya akan mengalir aliran air hidup” (Yohanes 7:38). Orang yang hatinya menetap pada Tuhan membawa kehidupan, terang, dan atmosfer Kerajaan Allah ke setiap tempat ia melangkah.

Semua ini dimulai dari pilihan seperti Daniel , pilihan untuk berpegang pada firman, pada kebenaran, dan pada Tuhan tanpa kompromi. Ketetapan hati itulah yang menjaga kita di tengah budaya yang tidak mengenal Tuhan. Ketetapan hati itulah yang membuat kita tetap berdiri ketika tekanan datang. Ketetapan hati itulah yang memperlengkapi kita untuk menjadi garam dan terang yang sejati. jadi bagaimana dengan kita , apakah kita terpengaruh ? atau mempengaruhi ? semua dimulai dari ketetapan hati untuk terus tertuju kepadaNya !



BHS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar