Shalom, semalam saya berdoa bersama beberapa teman dari marketplace, dan Tuhan memberikan sebuah pesan yang begitu kuat tentang Gunung Batu dari Mazmur 18:2–3.
Mazmur 18:2–3.Ia berkata: "Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! , Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! "
Pada zaman dahulu, gunung batu merupakan satu-satunya tempat perlindungan di tengah padang gurun yang luas dan tak berujung. Bayangkan betapa menegangkannya hidup di padang gurun yang gersang , tanpa pepohonan untuk berlindung, tanpa tempat untuk bersembunyi dari musuh, dan tanpa jaminan keselamatan. Di tengah kondisi seperti itu, gunung batu adalah satu-satunya tempat yang memberikan keamanan, tempat orang bisa bertahan dari bahaya, bahkan tempat yang menyediakan rembesan air di sela-sela batu untuk menyegarkan kembali jiwa dan tubuh.
Daud sangat memahami konteks ini. Itu sebabnya ia menyatakan bahwa Allah adalah Gunung Batunya. Bagi Daud, gunung batu bukan hanya gambaran geologis, tetapi simbol perlindungan ilahi yang tidak tergoyahkan. Di sanalah ia berteduh ketika dikejar musuh, di sanalah ia berseru ketika kehidupannya terancam, dan di sanalah ia menemukan pertolongan ketika tidak ada harapan dari manusia. Begitu juga dalam kehidupan kita. Meskipun hidup kita sering terasa seperti padang gurun—kering, tidak menentu, tanpa jaminan, seakan tidak ada yang mendukung—namun Tuhanlah Gunung Batu kita. Dialah tempat perlindungan yang kokoh, yang tidak pernah berubah, dan yang selalu bisa kita datangi kapan saja.Ada sebuah ilustrasi yang sangat menyentuh hati saya. Suatu kali, seorang ayah melakukan atraksi menyeberangi Niagara Falls di atas seutas tali. Ia berjalan dari satu sisi ke sisi lainnya, dan para penonton bersorak kagum melihat keberaniannya. Pada atraksi terakhir, ia melakukan sesuatu yang jauh lebih berani: ia menggendong anaknya sambil berjalan di atas tali itu. Banyak orang menahan napas, bahkan berteriak ketakutan, karena mereka tahu bahwa satu langkah yang salah bisa berarti kematian. Namun yang mengejutkan, anak itu tetap tenang sepanjang perjalanan. Tanpa kepanikan, tanpa ketakutan, ia bersandar penuh pada ayahnya. Ketika mereka sampai ke sisi seberang dan semua orang bertepuk tangan, seseorang bertanya kepada anak itu, “Bagaimana kamu bisa setenang itu? Mengapa kamu tidak takut? Apa yang membuat kamu begitu yakin tidak akan jatuh?”
Dengan sederhana anak itu menjawab, “Karena aku tahu siapa ayahku. Aku mengenal dia, aku tahu kemampuannya. Ia sudah melakukan ini sepanjang hidupnya dan tidak pernah gagal.” Jawaban itu begitu mengena. Anak itu tidak percaya kepada tali, tidak percaya kepada kemampuan dirinya sendiri, tetapi ia percaya kepada ayahnya yang menggendongnya.
Belajar dari anak ini, mari datang dan percaya sepenuhnya kepada Bapa kita di surga. Dia tidak pernah gagal. Dia tidak pernah keliru melangkah. Dia tidak pernah membiarkan kita jatuh tanpa pertolongan. Dalam situasi hidup yang terasa seperti padang gurun sekalipun , kering, tidak pasti, dan penuh ancaman, Tuhan tetap menjadi Gunung Batu kita. Dialah tempat paling aman di mana kita boleh bersandar dengan tenang, karena Dia setia, Dia kuat, dan Dia tidak pernah mengecewakan.
--
NB : Dikesempatan ini saya mengajak semua yang membaca Kingdom Devotion pagi ini untuk kita berdoa , berdoa untuk keluarga Sumatra utara terutama daerah sibolga yang sedang mengalami bencana alam. biarlah Tuhan Yesus sendiri yang menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan untuk keluarga yang ada disana. amen
BHS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar