Pagi ini ada satu hal yang tiba-tiba terbersit di hati tentang apa artinya menjadi pelayan publik dan bagaimana seorang hamba Tuhan hidup sebagai fulltimer bagi Kerajaan Allah. Perenungan ini untuk saya pribadi ada yang mungkin tidak setuju it's oke , namun demikian perenungan ini membawa saya kepada dua hal penting:
1. Menjadi Milik Publik: Hidup yang Terbuka untuk Kristus
Menjadi seorang pekerja Kerajaan Surga berarti menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan dan kepada dunia yang sedang menantikan terang Kerajaan-Nya. Hidup seorang pelayan Tuhan bukan lagi milik pribadi; ia telah mempersembahkan dirinya sebagai korban yang hidup bagi tubuh Kristus dan bagi misi Kerajaan di bumi.
Rasul Paulus berkata,
Kalimat ini bukan sekadar ajakan untuk meniru gaya hidup, melainkan undangan untuk meneladani penyerahan total kepada Kristus. Paulus mengerti bahwa hidup seorang pelayan sejati tidak tersembunyi ia adalah surat terbuka, dibaca, dilihat, dan dimaknai oleh banyak orang. Sebagai hamba Kristus, kita dipanggil untuk hidup go public — bukan untuk mencari perhatian, tetapi untuk memberi kesaksian. Dunia perlu melihat wajah Kristus melalui hidup kita: melalui cara kita mengasihi, melayani, dan tetap teguh dalam penderitaan. Ketika kita berkata “ya” kepada panggilan Tuhan, kita juga berkata “ya” untuk hidup di bawah sorotan publik — dilihat, diuji, bahkan disalahpahami. Namun justru di sanalah Injil bersinar. Melalui keterbukaan, ketulusan, dan kesetiaan hidup seorang pelayan, Kristus dikenal dan dimuliakan.“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”
(1 Korintus 11:1)
Menjadi fulltimer berarti kita bukan hanya dikenal oleh surga, tetapi juga diakui secara legal dan nyata oleh dunia bahwa hidup kita kini telah dipersembahkan sepenuhnya bagi Kerajaan Allah. Sejak saat itu, hidup kita tidak lagi bersifat pribadi, tetapi menjadi milik publik , alat Tuhan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya di tengah masyarakat.
2. Ruang Pribadi yang Semakin Terbatas untuk Kemuliaan-Nya
Menjadi fulltimer atau pekerja Kerajaan Surga bukan hanya berarti melayani di altar gereja, tetapi juga di altar-altar publik , di sekolah, kampus, dunia kerja, dan di tengah masyarakat. Di sanalah kita berdiri sebagai duta Kerajaan Allah yang membawa nilai-nilai sorga ke dalam realitas dunia yang rapuh.
Namun hidup sebagai pelayan publik berarti siap menerima bahwa ruang pribadi kita akan semakin terbatas. Ketika kita menjawab panggilan Kristus, kita memilih untuk hidup terbuka di hadapan banyak orang. Hidup kita kini bukan lagi tentang kenyamanan pribadi, tetapi tentang kesaksian hidup bagi Kristus. Tuhan menempatkan kita di ruang yang bisa dilihat bukan supaya kita dikenal, tetapi supaya Kristus dikenal melalui kita. Paulus tidak berusaha menjaga citra pribadinya; ia justru memperlihatkan luka-lukanya sebagai tanda kesetiaan kepada Injil. Ia hidup transparan, karena yang ia jaga bukan reputasinya, melainkan kemuliaan Kristus.
Inilah identitas sejati seorang pelayan publik Kerajaan Allah: seseorang yang telah mati bagi dirinya sendiri, dan kini hidupnya menjadi panggung bagi Kristus untuk dikenal. Ia bukan hanya fulltimer di gereja, tetapi fulltimer di hadapan Tuhan. Hidupnya adalah pelayanan yang terus berlangsung , membangun, menguatkan, dan menyalurkan kasih Kristus ke setiap tempat di mana ia diutus.
Sebuah Kasih Karunia yang besar namun diikuti rasa TanggungJawab yang besar pula ketika hidup kita berjalan dalam panggilanNya. Blessing
BHS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar