Dalam Yohanes pasal 4, kita membaca kisah luar biasa tentang Yesus yang berbicara dengan seorang perempuan Samaria di sumur Yakub. Di permukaan, percakapan itu tampak sederhana—tentang air dan kehausan. Namun di balik percakapan singkat itu, sesungguhnya terjadi pertemuan ilahi yang mengubahkan hidup perempuan itu untuk selamanya. Perempuan itu datang ke sumur pada waktu tengah hari (Yoh. 4:6), waktu yang tidak biasa bagi para wanita untuk menimba air. Itu menandakan ada luka dan penolakan dalam hidupnya. Ia datang sendirian, mungkin karena malu akan masa lalunya. Ia mencari air, sesuatu yang bisa memuaskan kebutuhan fisiknya, tetapi Yesus menyingkapkan bahwa haus terbesar dalam hidupnya bukanlah haus jasmani, melainkan haus jiwa.
“Jawab Yesus kepadanya: Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya, sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
— Yohanes 4:13–14
Yesus sedang mengalihkan fokus perempuan ini dari sumur yang di luar menuju sumur yang di dalam. Ia seolah berkata,
“Selama engkau mencari kepuasan di luar dirimu — dari hubungan, pengakuan, atau hal-hal duniawi — engkau akan terus haus. Tetapi jika engkau datang kepada-Ku, Aku akan menaruh sumber air hidup di dalam hatimu.”
Padahal Yesus sudah menaruh Roh Kudus, sumber air hidup itu, di dalam setiap orang percaya.
📖 “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”
— Yohanes 7:38
Yesus tidak berkata “dari luar”, tetapi “dari dalam hatinya akan mengalir.”
Artinya, segala yang kita butuhkan untuk hidup, mengasihi, melayani, dan bertahan dalam perjalanan iman — semuanya sudah ada di dalam, karena Roh Allah berdiam di sana.
📖 “Tetapi air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
— Yohanes 4:14b
Itu bukan air yang berhenti mengalir. Itu adalah mata air rohani — sumber kehidupan yang tidak akan kering, bahkan di tengah musim kekeringan sekalipun. Masalahnya bukan apakah air itu ada, tetapi apakah kita menyadarinya dan membiarkannya mengalir. Banyak orang percaya masih menimba air di luar, mencari kepuasan dari dunia, padahal sumber air hidup sudah ada di dalam. Tuhan ingin mengingatkan kita hari ini: Berhentilah mencari air di luar. Datanglah kepada-Ku. Di dalam batinmu ada sumur yang tidak akan pernah kering.
BHS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar