Ketika seluruh bangsa Israel diliputi ketakutan menghadapi seorang raksasa dari Gat bernama Goliat, muncullah seorang anak muda yang tampaknya tidak berarti di mata manusia—Daud. Ia bukan prajurit, bukan orang berpengalaman perang, melainkan hanya seorang gembala muda yang diutus ayahnya untuk mengantarkan bekal bagi kakak-kakaknya di medan perang. Namun justru dari anak kecil inilah Tuhan menunjukkan kuasa-Nya.
1 Samuel 17:32 mencatat perkataan Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.”
Sejarawan dan penafsir Alkitab memperkirakan bahwa usia Daud ketika menghadapi Goliat berkisar antara 15–17 tahun , masih sangat muda, bahkan mungkin belum cukup umur untuk ikut wajib militer ,(bandingkan dengan Bilangan 1:3 yang menyebut usia 20 tahun ke atas untuk berperang).Lalu mengapa anak sekecil ini begitu berani? Apakah karena ia seorang pemberani alami? Sebagian iya. Namun lebih dari itu, karena Roh Allah sudah melatih dan mempersiapkan nya sejak diniKeberanian Daud tidak muncul secara tiba-tiba di medan perang, melainkan lahir dari keintiman yang telah terbangun lama antara dirinya dan Tuhan di padang gembalaan. Di tempat sunyi itu, jauh dari sorotan manusia, Daud belajar mendengar suara Tuhan, melindungi domba-dombanya, dan percaya bahwa Tuhan sanggup menolong dalam setiap bahaya. Ia bersaksi kepada Saul:
“Hamba-Mu ini biasa mengembalakan kambing domba ayahnya; apabila datang singa atau beruang dan menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, memukulnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya.”
— 1 Samuel 17:34–35
Yang luar biasa, Daud tidak pernah meminta tolong kepada ayah atau saudara-saudaranya ketika menghadapi ancaman itu. Ia tidak lari mencari perlindungan manusia, melainkan berdiri menghadapi bahaya bersama dengan Tuhannya. Di situlah Daud mengalami sendiri penyertaan dan kuasa Allah. Pengalaman-pengalaman pribadi ini menempa dirinya menjadi pribadi yang terlatih, kuat, dan percaya penuh kepada Tuhan. Roh Kudus menyingkapkan bahwa kemenangan Daud atas Goliat tidak dimulai di Lembah Ela, tetapi di padang yang sunyi, di mana ia belajar berjalan bersama Tuhan seorang diri. Di sanalah otot-otot rohaninya ditempa, imannya diperkuat, dan karakternya dibentuk.
Karena itu, jangan pernah meremehkan masa-masa kesendirianmu bersama Tuhan. Ada waktu di mana kita harus berdiri sendiri, tanpa dukungan siapa pun, dan menghadapi situasi yang tampak berat. Namun justru di tempat tersembunyi itulah Tuhan sedang bekerja — memperkuat tulang-tulang rohanimu, meneguhkan imanmu, dan mempertajam rohmu. Ia sedang mempersiapkan engkau untuk hari di mana engkau akan berdiri di hadapan “Goliat”-mu dan melihat kemenangan dari tangan-Nya.
Mazmur 18:33–34 berkata:“Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, dan menempatkan aku di bukit-bukitku; Ia melatih tanganku untuk bertempur, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga.”
Kesendirian bersama Tuhan bukanlah kesia-siaan — itu adalah tempat latihan para pahlawan iman, tempat di mana Tuhan membentuk prajurit-Nya dalam diam, sebelum Ia memunculkan mereka di hadapan bangsa-bangsa.
BHS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar