Dalam hidup kita setiap hari, selalu ada pertempuran yang terus berlangsung antara manusia daging dan manusia roh. Pertempuran ini tidak pernah berhenti, dan kemenangan selalu ditentukan oleh siapa yang terus kita beri makan. Ketika kita lebih banyak memberi makan keinginan daging melalui pikiran duniawi, hawa nafsu, kemarahan, iri hati, atau kebiasaan yang menjauhkan kita dari Tuhan maka daging akan semakin kuat dan menguasai keputusan-keputusan hidup kita. Tetapi ketika kita memberi makan manusia roh melalui firman, doa, penyembahan, dan hidup yang taat, maka roh kita akan menjadi lebih kuat, dan kita akan dipimpin untuk berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Yesus berkata, “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna” Yohanes 6:63.Paulus juga menegaskan bahwa “keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh” Galatia 5:17.
Karena itu, setiap hari kita dihadapkan pada pilihan sederhana namun menentukan: apakah kita sedang menguatkan daging, atau membangun manusia roh?
ada ayat firman yang hari-hari ini saya sedang renungkan. “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; ia tidak dapat memahaminya, sebab semuanya itu hanya dapat dinilai secara rohani.” (1 Korintus 2:14, AMP).
Bagi orang yang hidup dalam daging, mengikuti pimpinan Roh terlihat tidak masuk akal , seolah kebodohan. Tetapi bagi orang yang mengerti perkara-perkara Roh, di sanalah terletak kemenangan kita. Sebab sering kali apa yang Roh pimpin justru tampak bertolak belakang dengan logika daging. Abraham. Secara manusia, sangat tidak masuk akal ketika Tuhan meminta dia mempersembahkan Ishakanak tunggal yang dijanjikan Tuhan pada masa tuanya. Secara daging, itu adalah paradoks. Tetapi Abraham mengenal suara Roh, dan ia memilih taat. Ketaatan itu membuka jalan bagi penggenapan janji dan kemenangan rohani yang jauh lebih besar dari apa yang ia lihat secara jasmani.
Demikian pula hidup kita hari ini. Untuk berjalan dalam kemenangan, kita perlu bertumbuh menjadi semakin dewasa secara rohani, peka terhadap suara-Nya, dan berani mengambil keputusan bukan dari kacamata daging, tetapi dari pimpinan Roh. Sebab di setiap keputusan besar maupun kecil arah hidup kita sedang ditentukan: apakah kita hidup dalam kekalahan daging, atau dalam kemenangan Roh. Dan ingatlah pertempuran ini terjadi setiap hari dan setiap waktu , teruslah berjuang sampai kemenangan yang sejati itu benar-benar kita rasakan.
BHS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar