Salah satu tanda paling nyata dari hidup yang bertumbuh dalam kesadaran akan hadirat Tuhan adalah munculnya roh takut akan Allah secara spontan. Bukan roh takut yang melumpuhkan, bukan ketakutan akan masa depan atau manusia, melainkan rasa gentar yang kudus karena roh kita menangkap bahwa Allah benar-benar hadir. Ketika hadirat Tuhan disadari, hati menjadi lembut, pikiran dijaga, dan langkah mulai tertata. Kita tidak lagi hidup serampangan, sebab ada kesadaran bahwa setiap keputusan dibuat di hadapan wajah Tuhan. Inilah takut akan Tuhan yang sejati bukan hasil tekanan luar, tetapi buah dari keintiman dengan-Nya.
Alkitab menunjukkan bahwa setiap kali manusia menyadari hadirat Allah, respons yang muncul adalah ketundukan. Musa menutupi wajahnya ketika menyadari ia berdiri di tanah kudus (Kel. 3:5–6). Yesaya berseru, “Celakalah aku,” saat melihat kemuliaan Tuhan (Yes. 6:1,5). Yusuf menolak dosa bukan karena situasi, tetapi karena ia hidup dengan kesadaran bahwa Allah menyertai hidupnya (Kej. 39:9). Dalam ketiga kisah ini, takut akan Allah bukan diajarkan lebih dulu ia muncul sebagai respons alami terhadap hadirat Tuhan. Kekudusan Allah menghasilkan kegentaran yang menyehatkan roh manusia.Takut akan Tuhan inilah yang menjadi salah satu fondasi kehidupan rohani. Orang yang hidup dalam kesadaran hadirat Tuhan tidak membutuhkan banyak larangan, karena hatinya sudah dijaga dari dalam. Firman berkata, takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (Ams. 1:7), dan Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia (Mzm. 25:14). Di zaman yang penuh kompromi, Tuhan sedang membangkitkan generasi yang tidak digerakkan oleh ketakutan dunia, tetapi oleh roh takut akan Allahgenerasi yang hidup di hadapan-Nya, berjalan dalam kekudusan, dan memancarkan terang-Nya ke mana pun mereka diutus.
BHS


.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)
.jpg)


.jpg)
.jpg)
.jpg)