Selasa, 09 Desember 2025

Buta tapi Melihat

 Markus 10:50–52

“Lalu ia menanggalkan jubahnya… Yesus berkata kepadanya: Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”

             Bartimeus memang buta secara fisik, tetapi ia melihat sesuatu yang orang lain tidak lihat ia melihat apa yang Tuhan lihat. Di tengah kerumunan yang matanya terbuka namun rohnya tertutup, Bartimeus menangkap suara yang berbeda: suara Yesus yang memanggilnya keluar dari hidup lamanya. Ketika Yesus memanggilnya, ia belum melihat apa pun dengan mata jasmani, namun mata imannya menangkap satu kebenaran besar bahwa ketika Tuhan memanggil, identitas lama harus dilepaskan.

Itulah sebabnya Bartimeus menanggalkan jubahnya—simbol rasa aman, sejarah kelam, dan identitasnya sebagai pengemis. Jubah itu adalah tanda bahwa ia hanyalah seseorang yang meminta-minta, seseorang yang hidup dari belas kasihan orang lain. Tetapi ketika ia melepaskannya, ia sebenarnya sedang menanggalkan seluruh definisi masa lalunya. Ia melepaskan jubah sebelum ada perubahan apa pun di matanya. Tidak ada kesembuhan yang sudah terjadi secara fisik. Secara kasat mata, ia masih buta. Namun sesuatu terjadi di dalam dirinya: mata imannya sudah melihat sesuatu yang belum terlihat oleh mata jasmaninya. Ketika Bartimeus berdiri dan melangkah menuju Yesus, ia sedang berjalan kembali kepada arti namanya sendiri Bartimeus = Anak Kehormatan. Ia belum mengalami mujizat, tetapi ia sudah mengambil posisi baru. Ia mengenakan identitas baru dan menolak kembali kepada siapa dirinya yang lama. Ia bertindak berdasarkan apa yang ia lihat dalam roh, bukan apa yang ia lihat dengan mata. Dan ketika seseorang berani bergerak sesuai apa yang ia lihat dalam iman, sesuatu mulai bergeser di alam nyata. Langkah Bartimeus menuju Yesus bukan hanya langkah fisik; itu adalah deklarasi profetik bahwa identitas lama sudah selesai. Dan di titik itu, mujizat mulai mengikuti langkah imannya.

          Ia hanya melihat satu langkah, tetapi memang seperti itulah iman bekerja: iman dimulai dari satu tindakan kecil, satu respon sederhana yang membuka jalan bagi segala hal besar yang Tuhan ingin kerjakan. Ketika ia melepaskan jubah itu, ia sedang menyatakan bahwa masa depannya tidak lagi ditentukan oleh sejarahnya. Dan di sinilah kita melihat prinsip rohani yang sangat kuat: apa yang kau lihat secara rohani akan membentuk apa yang akhirnya terlihat secara jasmani. Mata iman tidak memandang keadaan, tidak tunduk pada fakta, dan tidak dibatasi situasi; mata iman berpegang pada apa yang Firman katakan ,melihat hasil akhir sebelum hasil itu muncul dalam realita. Ketika mata rohanimu menangkap gambaran pemulihan, masa depan, identitas baru, dan kehormatan yang Tuhan tetapkan, maka langkah imanmu mulai bergerak ke arah yang Tuhan perlihatkan. Dan ketika langkah iman mulai berjalan, realita jasmani akhirnya menyusul  blueprint yang pertama kali terlihat dalam alam spiritual. Apa yang terjadi di alam rohani menjadi pola, arah, dan fondasi bagi apa yang akan muncul di alam nyata. 


BHS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar