Ada musim di mana Tuhan dengan sengaja membawa kita masuk ke dalam waktu sunyi sebuah musim tersembunyi, jauh dari sorotan, jauh dari tepuk tangan, tetapi sangat dekat dengan hati Tuhan. Di musim ini, Tuhan tidak sedang menghukum, Ia sedang mengundang. Mengundang kita untuk berhenti sejenak, duduk diam, dan belajar hidup berdua dengan-Nya.
Seperti Elia di tepi sungai Kerit (1 Raja-raja 17:2–6), Tuhan menyembunyikannya dari mata manusia, tetapi memeliharanya dengan tangan-Nya sendiri. Di tempat sunyi itu, Elia tidak berkhotbah, tidak melakukan mujizat besar, ia mendengar, menunggu, dan hidup dari setiap firman Tuhan. Begitu juga Daud di padang gurun, menggembalakan dua atau tiga ekor domba (1 Samuel 17:34–35). Tidak ada yang melihat kesetiaannya, tidak ada yang mencatat latihannya. Namun justru di kesunyian itulah Daud belajar bercerita dengan Tuhan, menghadapi ketakutan, mengalahkan singa dan beruang, serta membangun keberanian yang lahir dari hadirat Tuhan, bukan dari pengakuan manusia.
Masa sunyi adalah ruang perjumpaan. Di sanalah kita jujur, menangis, mengeluh, bertanya, dan belajar mendengar suara Tuhan tanpa gangguan. Di sanalah iman dipurnikan, motivasi diselaraskan, dan karakter dibentuk tanpa topeng. Jangan menyesali musim ini. Jangan merasa kalah hanya karena tidak terlihat. Masa sunyi bukan tanda tertinggal , itu tanda bahwa Tuhan sedang bekerja lebih dalam daripada yang bisa dilihat mata manusia. Ini adalah sekolah rahasia Tuhan, tempat Ia membangun fondasi yang tidak mudah runtuh.
Dan ya, setiap musim sunyi memiliki akhirnya. Ketika waktu-Nya genap, Tuhan sendiri yang berkata, “Bangkitlah, pergilah…” (1 Raja-raja 17:7). Namun masa tampil hanyalah kelanjutan alami dari ketaatan di tempat tersembunyi, bukan tujuan utama. Yang utama adalah relasi yang dibangun, hati yang diproses, dan hidup yang dibentuk di dalam hadirat-Nya.
Karena itu, hiduplah sepenuhnya di musim sunyimu. Jangan terburu-buru keluar. Jangan iri pada panggung orang lain. Apa yang Tuhan bangun dalam kesunyian akan menopangmu di hadapan banyak orang. Dan ketika tiba waktunya untuk bersinar, itu bukan karena engkau mengejar terang, tetapi karena terang itu sudah lebih dulu lahir di dalam hadirat Tuhan.
BHS
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar