Minggu, 14 Desember 2025

Hati-Hati Kebenaran Palsu

             Matius 13:24–25 “Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata- Nya: ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

              Yesus berkata bahwa Kerajaan Allah itu seperti sebuah ladang yang ditaburi benih baik. Ladang itu adalah hati manusia. Benih itu adalah Firman. Namun Yesus juga menyingkapkan satu kebenaran penting: musuh tidak menabur lalang saat orang berjaga, tetapi saat mereka tidur. Saat hati lengah. Saat hidup rohani berjalan otomatis. Saat Firman tidak lagi menjadi pusat perhatian. Di saat itulah musuh datang diam-diam. Ia tidak datang dengan dosa besar terlebih dahulu. Ia datang membawa benih-benih kecil pikiran yang kelihatannya wajar, perasaan yang terasa masuk akal, suara-suara yang terdengar seperti kebenaran. Ia menabur benih ketakutan, membuat hati mulai gemetar menghadapi masa depan. Ia menabur benih keraguan, sehingga janji Tuhan yang dulu kita yakini perlahan kehilangan kuasanya. Ia menabur benih kemarahan dan kepahitan, membuat luka kecil dibiarkan sampai mengeras dan berakar. Ia menabur benih kebohongan tentang identitas, membuat seseorang hidup dari rasa tertolak, gagal, dan tidak layak.

Semua benih ini masuk ke dalam hati namun tidak satu pun membawa kemerdekaan. Lalang selalu tumbuh tanpa memberi hidup. Ia menyerap energi, mengaburkan penglihatan rohani, dan perlahan mencuri damai sejahtera. Jika tidak disadari, seseorang bisa tetap rajin secara rohani, tetapi hatinya terikat oleh benih yang salah.

Namun kabar baiknya: Tuhan memberi kita Firman sebagai obat. Bukan suasana, bukan motivasi, bukan penghiburan sesaat. Firman adalah terang yang menyingkapkan kepalsuan dan mematahkan kuasanya. Saat Firman masuk, belenggu kehilangan haknya dan kemerdekaan dilepaskan.

Ketika ketakutan mulai berbicara, Firman datang dan berkata:n“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.”(2 Timotius 1:7)

Ketika keraguan mulai mengikis iman, Firman meneguhkan:“Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”(Roma 10:17)

Ketika kemarahan dan kepahitan menguasai hati, Firman memerintahkan pemulihan:“Segala kepahitan, kegeraman, dan kemarahan hendaklah dibuang dari antara kamu.” (Efesus 4:31)

Ketika luka batin dan rasa tertolak berakar, Firman menyentuh bagian terdalam:“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.” (Mazmur 147:3) .   Dan masih banyak contoh2 yg lain. Firman tidak hanya menenangkan 

              Firman membebaskan. Firman tidak menutupi lalang Firman mencabutnya sampai ke akar. Di hadapan kebenaran, setiap belenggu kehilangan haknya. Karena itu, hidup rohani yang sehat bukanlah hidup tanpa tantangan, melainkan hidup yang terus berjaga dan sengaja memilih benih yang benar. Apa pun musimnya saat sibuk, saat lelah, bahkan saat terlihat baik-baik saja kita dipanggil untuk tetap sadar secara rohani. Menjaga hati. Menjaga pikiran. Menjaga ladang. Sebab apa yang ditanam pasti bertumbuh. Dan hanya Firman Tuhan yang akan bertumbuh menjadi buah kemerdekaan yang nyata dan kekal.

“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
(Yohanes 8:32)

Sekarang pertanyaannya: benih apa yang sudah tertanam di hatimu? Benih kepalsuan yang mengikat, atau benih kebenaran yang memerdekakan? Saat hati kita diselaraskan dengan kebenaran Firman, hidup tidak hanya menjadi lebih kuat hidup menjadi lebih berarti, lebih terang, dan sungguh-sungguh merdeka.


BHS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar