Kingdom Reality berarti Kerajaan Allah itu nyata dan sedang bekerja sekarang, bukan hanya nanti di surga. Yesus sendiri berkata bahwa Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kita (Lukas 17:21). Artinya, realitas surga bukan sesuatu yang jauh atau abstrak, tetapi sesuatu yang Tuhan rancang untuk dialami dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak dipanggil untuk hidup menunggu, melainkan hidup dari kesadaran bahwa surga sudah hadir dan sedang bekerja melalui orang-orang yang percaya.
2 Petrus 1:3 – The Passion Translation (Terjemahan Indonesia): “Segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup dan untuk pengabdian penuh kepada Allah telah didepositkan ke dalam kita oleh kuasa ilahi-Nya. Semua ini dilimpahkan kepada kita melalui pengalaman yang kaya dalam mengenal Dia, yang telah memanggil kita secara pribadi dan mengundang kita datang kepada-Nya melalui penyataan kemuliaan dari kebaikan-Nya.”
“Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.” Semua yang kita butuhkan, kuasa, otoritas, hikmat, dan kehidupan ilahi sampai kepada berkat-berkatnya sudah Tuhan depositkan di dalam Kristus. Kerajaan Allah bukan soal meminta Tuhan memulai sesuatu yang baru, tetapi tentang menyadari dan mengakses apa yang sudah tersedia di surga dan membiarkannya termanifestasi di bumi. Untuk mengambil apa yang sudah didepositkan itu, Tuhan memberi kita satu kunci, yaitu iman. Iman bukan perasaan dan bukan juga optimisme kosong, melainkan keyakinan penuh pada firman Tuhan. Alkitab berkata, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Dalam Kerajaan Allah, iman selalu berjalan lebih dulu sebelum bukti muncul. Karena itu Yesus berkata, “Jika engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah” (Yohanes 11:40). Apa yang sudah tersedia di surga bisa tetap tidak terlihat di bumi jika iman tidak diaktifkan.Kisah John Wesley dan Charles Wesley menolong kita memahami Kingdom reality dengan lebih nyata. Suatu kali, kuda yang mereka tumpangi mati di tengah perjalanan pelayanan. Mereka tidak panik dan tidak bereaksi secara emosional, tetapi berdoa dengan iman, sebagai orang-orang yang sadar bahwa mereka hidup di bawah otoritas Kerajaan Allah. Doa mereka bukan sekadar ritual rohani, melainkan ekspresi iman yang percaya pada Allah yang hidup. Dan kuda itu hidup kembali. Kisah ini bukan tentang kuda, tetapi tentang iman yang tahu apa yang tersedia di Kerajaan Allah dan berani mengaksesnya.
Menutup tahun 2025 dan melangkah ke 2026, kita dipanggil untuk hidup dengan iman yang aktif. Kita tidak hidup menunggu mujizat, tetapi hidup dari kesadaran bahwa surga sudah menyediakan segalanya. Kiranya apa yang Tuhan sudah depositkan dari surga semakin nyata dan termanifestasi melalui hidup kita, setiap hari, di setiap tempat Tuhan menempatkan kita.
BHS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar