Minggu, 28 Desember 2025

Relasi yang Berharga

              Divine friendship berbicara tentang relasi yang bukan sekadar dekat secara emosional, tetapi selaras secara rohani dengan rencana dan kemurahan Tuhan. Amsal 18:24 berkata, “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.” Ayat ini menyingkapkan kebenaran yang tajam: tidak semua relasi membawa kehidupan. Ada hubungan yang terlihat baik di permukaan, hangat dan akrab, tetapi karena tidak dibangun di atas pengenalan akan karya dan anugerah Tuhan, justru perlahan menyeret seseorang menjauh dari maksud Allah.

Kisah Abraham dan Lot menjadi gambaran yang jelas. Keduanya sama-sama diberkati, berjalan bersama dalam kelimpahan Tuhan. Namun di ujung jalan, Lot memilih memisahkan diri dari Abraham. Ia memilih lembah Yordan dan kota Sodom yang tampak hijau, subur, dan menjanjikan secara mata jasmani. Keputusan itu berujung pada penderitaan, kehancuran, dan kekeringan rohani , bahkan hingga hari ini, Sodom menjadi simbol kehancuran, bukan kehidupan. Lot tidak menyadari bahwa berkat terbesar dalam hidupnya bukanlah tanah yang subur, melainkan relasi dengan seorang yang hidup di bawah kemurahan dan panggilan Tuhan.

Hargailah persahabatanmu, karena persahabatan bukan perkara ringan di mata Tuhan. Dalam banyak musim hidup, Tuhan tidak menjaga kita hanya lewat mujizat atau suara dari sorga, tetapi lewat orang yang Dia tempatkan di dekat kita. Orang-orang seperti Abraham adalah sahabat yang diutus Tuhan—penjaga panggilan, penolong ilahi, dan alat kemurahan-Nya. Mereka hadir bukan sekadar untuk menemani perjalanan, tetapi untuk memastikan kita tidak tersesat, tidak tergoda oleh pilihan yang salah, dan tidak keluar dari jalur rencana Allah. Menghargai mereka berarti menghargai cara Tuhan bekerja dalam hidup kita. Orang-orang seperti Abraham menajamkan kita ketika kita mulai tumpul, mengingatkan ketika hati mulai condong, dan berdoa ketika kita sendiri tidak sanggup berdiri. Mereka membawa kita kembali kepada tujuan kekal, bukan hanya kenyamanan sementara. Sering kali merekalah jawaban Tuhan atas doa-doa yang tidak kita ucapkan sahabat yang berdiri di celah, menjaga dari keputusan keliru, dan menolong kita tetap setia pada panggilan, meskipun jalannya sempit dan tidak populer.

Namun, di sisi lain, ada relasi yang tampak menyenangkan tetapi perlahan menyeret kita menjauh dari kehendak Tuhan. Demi lembah Sodom yang terlihat indah, subur, dan menjanjikan secara mata jasmani, seseorang bisa meninggalkan relasi yang seharusnya dijaga. Seperti Lot, pilihan itu mungkin tampak menguntungkan di awal, tetapi berujung pada kekeringan dan penderitaan. Pertanyaannya kini sangat personal: siapa yang paling berpengaruh dalam hidupmu? Siapa yang membawamu semakin dekat kepada kehendak Tuhan ,dan siapa yang diam-diam menjauhkanmu darinya?



BHS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar